Saat selasar langit merona jingga
Pertanda hari sudah masuki waktu rentanya
Datanglah senja mengayuh peradaban
Titip harapan pada esok yang penuh misteri
Seperti yang tampak di hadapan tuan tuan berkalung kuasa
Tanah pertiwi yang kita tinggali tak kunjung membaik
Penghuninya senang bermain simbol simbol Tuhan bentukannya sendiri
Kebenaran milik para pemegang kunci paling
Jingga tak kuasa menahan amarahnya
Meski kutahu ia tak mungkin bisa marah
Yang maha kuasa titipkan segudang kesabaran dalam nadinya
Ia larutkan geramnya
Manusia manusia ini tetaplah manusia
Tak pernah menjenguk, meresapi
Jejak jejak menjejaki tanahnya
Tempat ia kelak kembali