Pada kedua mata ini
Simpan rindu senyatanya
Diberinya anugerah air jiwa
Netes, membasahi lorong keakuan
Kerap hadir, angkuh senyatanya
Menghitamkan langit-langit kalbu
Berlomba yang terdepan
Jika perlu menjadi Tuhan
Terlelap di tengah keramaian
Bermain gula gula kebenaran
Meracik dusta, mencerca sesama
Kita lupa, ada untuk siapa
Sejenak masuki ruang kontemplasi
Merunduk mencari kepingan diri
Berserak di antara baik dan buruk sangka
Nikmati setapak menuju