tiba tiba kata kata hilang lenyap. kerja kerja kerja telah memakannya. memamah biak tak henti henti. sontak tubuh terus bergerak tanpa tersirat teriak. terseret arus utama ketika hidup memerlukan amunisi. berhala berhala atas nama dunia dalam genggaman dan masa depan bertabur emas nyaring menggema suara suara pesta di kepala. kita tidak tidak lupa akan kita yang nanar di atas selancar terombang ambing antara kenyataan dan fantasi. sedang seteguk gelas agama begitu mengalir dalam nadi tepat ketika cairannya menyentuh lidah lidah oligarki dan pahlawan bertopeng kesiangan yang hendak mandi bunga tengah malam. sementara matahari sedang bingung mencari sinarnya yang hilang dicuri. hari hari kian cepat berlari menuju kampanye kampanye gelap di siang bolong atas nama angka angka menyergap akal sehat berujung hitung hitungan nominal berapa kepala yang terpampang di media. sedang media media nakal tak pula kunjung mengangkat siar. bos bos kalang kabut. tuding sini tuding sana. kata kata muncul murka mengintimidasi. identitas dilucuti atas nama ambisi.